Thursday, December 31, 2015

Rising Sun (matahari Terbit) by Michael Crichton




Judul           : Rising Sun (Matahari Terbit)
Pengarang   : Michael Crichton
Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
Tahun          : 1994
ISBN           : 9795119427
Halaman      : 616
Rating          : 4 of 5 stars


Di lantai 45 Nakamoto Tower di pusat kota L.A. -- markas besar perusahaan konglomerat Jepang di Amerika -- sebuah upacara pembukaan sedang berlangsung dengan meriah.

Di lantai 46, di sebuah ruang rapat yang kosong, ditemukan sesosok mayat perempuan muda yang cantik.

Penyelidikan pun dimulai, dan berkembang menjadi konflik besar yang melibatkan pihak Jepang dan Amerika -- konflik yang berakar dari persaingan teknologi dan keinginan untuk saling menguasai. Bisnis adalah perang, pepatah Jepang yang menjadi kenyataan menakutkan dalam kasus pembunuhan di Nakamoto Tower.



Pada suatu malam Peter Smith mendapatkan panggilan telepon yang membawanya ke acara peresmian gedung Nakamoto. Sebagai petugas divisi Special Services Kepolisian Los Angeles ia panggil apabila ada masalah yang berhubungan dengan diplomatik, orang-orang terkenal ataupun kendala bahasa.
Telah terjadi pembunuhan di gedung Nakamoto yang baru diresmikan itu. Pihak Jepang yang memiliki gedung tersebut menolak membiarkan polisi LAPD bekerja tanpa didampingi salah seorang petugas khusus.

Bersama dengan John Connor, polisi senior yang sangat mengenal budaya Jepang, Peter berusaha mencari tahu siapa pelaku pembunuhan secepatnya. Semakin lama wakty yang diperlukan untuk menuntaskan kasus ini semakin besar tekanan yang diberikan pihak Jepang agar kasus pembunuhan ini ditutup.

Friday, December 18, 2015

Bourne Identity (Identitas Bourne) by Robert Ludlum



Judul         : Bourne Identity (Identitas Bourne)
Pengarang  : Robert Ludlum
Penerbit     : Gramedia Pustaka Utama
Tahun         : 2002
ISBN         : 0979686984
Halaman    : 511
Rating        : 4 of 5 stars


Sinopsis

Memorinya hilang. Ia hanya tahu ia diangkat dari Laut Mediterania, tubuhnya penuh lubang peluru. Ada beberapa petunjuk. Microfilm yang ditanam di balik kulit pinggulnya. Bukti bedah plastik yang mengubah wajahnya. Inisial J.B. dan serangkaian angka pada negatif film yang membawanya ke rekening bank di Swiss, harta kekayaan sebesar empat juta dolar, dan akhirnya sebuah nama: Jason Bourne.

Tapi ia diincar untuk dibunuh, terjebak dalam teka-teki membingungkan, berlari menembus lapisan-lapisan masa lalunya yang terkubur dalam dunia konspirator mematikan dipimpin oleh Carlos, pembunuh bayaran paling berbahaya di dunia. Tidak ada orang yang bisa membantu Jason Bourne, kecuali wanita yang dulu berusaha melarikan diri darinya.


Review

Di tengah laut Mediterania yang sedang bergelombang tinggi seorang laki-laki ditembak di kepala dan jatuh ke laut. Ia ditemukan oleh kapal nelayan yang membawanya ke seorang dokter pemabuk, satu-satunya dokter di pulau terpencil itu. Butuh waktu bagi sang dokter untuk menghilangkan efek alkohol sebelum ia bisa mengoperasi si pasien. Sebagai bonus, ia menemukan sebuah mikrofilm yang ditanamkan di kulit lengan si pasien, berisikan info sebuah rekening bank di Swiss.

Butuh berbulan-bulan sampai fisik si pasien kembali sehat. Tetapi tidak begitu dengan ingatannya. Trauma hebat karena luka tembakan membuat si pasien kehilangan ingatannya.

Ketika dirasa siap si pasien berangkat menuju Swiss, satu-satunya tempat yang bisa menunjukkan siapa dirinya. Sesampainya disana ia mendapati orang-orang memanggilnya Jason Bourne.

Nama yang terasa asing bagi si pasien itu sendiri.

Belum cukup waktu mencerna informasi ini, Bourne ditembaki setelah mengakses dan mentransfer isi rekening yang berisi empat juta dolar. Tubuhnya bergerak otomatis, memperlihatkan keahlian yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menguasainya.

Ketika Bourne semakin terpojok ia akhirnya menyandera Marie St. Claire, ahli ekonomi yang bekerja untuk pemerintah Kanada. Hubungan penyandera dan sandera ini kemudian berubah ketika Bourne menyelamatkan Marie dari takdir yang menjijikkan dan mematikan.

Marie pun menjadi sandaran Bourne. Yang menemaninya saat ia lelah dan putus asa. Pendukung setia yang membantunya mencari tahu siapa Jason Bourne sebenarnya. 

Ada banyak informasi yang harus dicerna Bourne. Apa itu Delta, Medusa? Siapa Cain dan Carlos? Dan yang paling utama apa hubungannya dengan Treadstone Seventy-One?

Membaca novel Bourne Identity ini ribet. Tetapi ribet yang mengasyikkan. Intriknya banyak dan informasi diberikan sepotong demi sepotong, membuat pembaca seperti keledai yang disodori wortel di depan matanya. Rasa tergapai tapi tak pernah sampai.

Kalau ditanya generasi sekarang mungkin tidak banyak yang tahu Perang Vietnam. Mereka lebih familiar dentang Perang Irak/Afganistan. Dan walaupun perang Vietnam sudah selesai sebelum saya lahir, tapi berkat Rambo yang punya sequel sampe empat itu saya cukup familiar. Perang yang menjadi mimpi buruk bagi Amerika dan sekutunya.

Di sebuah desa di tepian sungai negara inilah Delta terlahir.

Siapa itu Delta? Seorang prajurit yang istri dan anak-anaknya tewas oleh serangan bom yang diluncurkan pesawat tak dikenal. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman ini.

Duka membuat si prajurit menggila. Ia bergabung dengan Medusa, kumpulan prajurit bayaran yang terkenal akan kekejamannya. Di Medusa ini ia mendapatkan kode nama Delta.

Delta untuk Medusa!

Kemudian perang berakhir, Medusa tercerai dan Delta mengambang tanpa tujuan. Hingga pemerintah Amerika merekrutnya dan memberikan tujuan baru.

Cain untuk Carlos!

Ada dua plot yang diberikan buku ini, keduanya saling terkait dan juga berdiri sendiri. Yang pertama adalah Carlos the jackal dan yang kedua adalah Treadstone Seventy-One.

Carlos the jackal atau Ilich Ramirez Sanchez merupakan legenda di benua Eropa. Pembunuh bayaran yang tak pernah terlihat sehingga tak diketahui rupanya. Dengan pasukan orang tuanya Carlos membangun kerajaan sendiri, menerima pekerjaan-pekerjaan yang bisa menghancurkan dan menceraikan sebuah bangsa.

Lalu Cain datang menantang.

Si pembunuh dari Asia ini berniat melebarkan sayapnya ke Eropa. Cara apa yang paling ampuh untuk mendapatkan ketenaran selain menantang jackal di kandangnya sendiri?

Plot Treadstone Seventy-One sedikit lebih sederhana. Treadstone adalah tempat Jason Bourne bekerja. Hanya sedikit manusia dimuka bumi ini yang tahu tentang Treadstone. Tetapi sekali terkuak kematian menghampiri tempat itu. Dan Jason Bourne dituduh sebagai dalangnya. Perintah kematian Bourne diturunkan.

Tidak hanya dikejar oleh Carlos, sekarang Bourne pun mesti menghindari maut yang dikirim oleh Treadstone.

Ada simpati yang menyeruak saat membaca pencarian jati diri Jason Bourne ini. Sekelumit info yang didapatnya kadang membawa harapan, tetapi lebih sering menghancurkan. Momen di mana Bourne kehilangan keyakinan sungguh mengharukan. Tetapi ia juga seorang manusia yang fleksibel dan bila keadaan menuntut bisa menjadi sangat kejam. Membunuh atau dibunuh.  

Saya sangat menyukai Marie St. Claire. Ketakutan yang dirasakannya saat diculik Bourne terasa sangat nyata. Tetapi ia kemudian mendapati dibalik sikap kasar Bourne ada belas kasihan. Dan pandangan Marie terhadap Jason Bourne berubah seketika saat ia diselamatkan dari mimpi buruk berupa pemerkosaan dan  kematian.

Hubungan antara Bourne dan Marie ini terasa manis dan sedikit sedih. Untunglah Marie wanita yang kuat untuk menopang Bourne yang terkadang putus asa dengan keadaannya. Marie segarang induk macan yang berusaha melindungi anaknya.

Plotnya melompat-lompat dari Carlos ke Treadstone lalu balik ke Carlos lagi dan seterusnya. Untungnya lompatan ini tersusun dengan baik sehingga sampai ke tengah cerita kita bisa melihat jalinan benang penghubung keduanya.

Nah, setelah ngomong bukunya sekarang mari kita bahas filmnya. 

Seperti bukunya film Jason Bourne juga berupa trilogi. Dan seperti film-film yang diadaptasi dari buku ada perubahan cerita yang terjadi. Dalam kasus Jason Bourne ada BANYAK perubahan pada filmnya. Jadi antara buku dan filmnya seolah dua cerita yang berbeda.

Film Bourne Identity hanya mengambil satu bagian plot saja dari bukunya, yaitu bagian Treadstone. Mungkin kalau diambil kedua plot filmnya bakal lebih panjang dari film India. 

Dari plot Treadstone masih banyak tokoh dan peristiwa yang diganti dan juga penambahan tokoh yang tidak ada di buku.. Jadi kalo diperhatikan bener, kesamaan antara buku dan filmnya hanya nama tokoh (bahkan nama belakang Marie diganti!) dan plot amnesia. Belum lagi karakter Marie yang saya suka malah dibikin lembek di film ini. Huh!

Kalau dibilang kecewa, iya sih saya kecewa ama perbedaan yang begitu mencolok antara buku dan film. Dibilang puas, iya saya puas juga ama filmnya karena yang main yayang saya Matt Damon (dia bagus sekali memerankan Bourne) dan filmnya dikemas dengan action terus menerus dan cukup menegangkan. 

Jadi setelah membaca trilogi Jason Bourne dan menonton ketiga filmnya bisa disimpulkan kalau saya cukup beruntung karena menikmati enam kisah  Jason Bourne yang berbeda-beda. Hahaha...

Sepertinya review ini harus saya hentikan disini, sudah kepanjangan banget. Bentar lagi mau lanjut ngereview Bourne Supremacy yang sudah berbulan-bulan hanya berupa draft yang masih jauh dari selesai. Dan untuk diketahui saja antara buku dan filmnya Bourne Supremacy berbeda 100%!

Akulah Arjuna by Nima Mumtaz





Judul          : Akulah Arjuna
Pengarang  : Nima Mumtaz
Penerbit     : ElexMedia Komputindo
ISBN         : 9786020247717
Tahun         : 2014
Halaman    : 452
Rating        : 4 of 5 stars


Sinopsis

Pencarian cinta seorang Arjuna. Antara hati dan logikanya. Oke, inilah masalah pelik yang membelitku. Aku beristri dua! Upss... punya pacar dua, tepatnya. Eehhh, enggak juga. Yang pasti saya punya dua pasangan tapiii… gak tepat juga ini, jadi apa istilah yang pas, ya?

Dalam khayalanku yang terliar pun gak akan pernah aku bayangin dapet nasib kayak gini. Aku adalah tipe lelaki setia yang tak akan pernah mempunyai dua pasangan dalam satu waktu bersamaan. Itu pantangan buat aku.Tapi sialnya itulah yang terjadi sekarang ini. Walaupun ini bukan mauku dan gak pernah kusengaja. Suer!

Di satu sisi aku udah punya Nina – walaupun dia gak secara langsung mengiyakan permintaanku, tapi boleh, dong aku kepedean nyebut dia pacar. Secara dia juga memperlakukan aku seperti pacarnya. Tapi di sisi lain ada anak bos si setan cilik yang nyebelin itu, yang memproklamirkan diri sebagai pasanganku di kantor. Indah bukan? Banget! Bahkan terlalu indah untuk playboy terganteng seperti aku sekalipun.


Review

Arjuna memang punya pesona. Senyum lima megawatt yang sering diumbarnya banyak memikat para wanita, terutama yang ada di kantornya. Walaupun sangat percaya diri tetapi Arjuna tetap malu-malu saat ingin meluahkan perasaannya kepada Nina.
Ketika akhirnya Juna berhasil menyatakan cinta (dengan tingkah dan joke yang agak malu-maluin), jawaban yang diberikan Nina hanyalah senyum malu dan wajah memerah. Dengan pede Juna mengartikannya sebagai jawaban 'ya'.

Thursday, December 17, 2015

In a Blue Moon by Ilana Tan

25053346 




Judul               : In a Blue Moon
Pengarang       : Ilana Tan
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN               : 9786020314624
Tahun              : 2015
Halaman         : 320
Rating             : 2,5 of 5 stars





“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.




Lucas Ford, head chef restoran Ramsey milik keluarga, sama sekali tidak tahu kalau ia sudah ditunangkan oleh kakeknya, Gordon, dengan cucu perempuan teman Gordon. Bayangkan saja betapa terkejutnya Lucas saat menerima telepon dari kakeknya untuk datang ke sebuah pesta agar bisa bertemu dengan tunangannya itu. Tentu saja bagi Lucas pertunangan tersebut tidak nyata. Mana bisa kakeknya begitu saja memilih calon istri buat Lucas tanpa persetujuan laki-laki itu? Walaupun sang kakek mengancam menyerahkan Ramsey kepada keluarganya yang lain.
Kejutan lain yang  menunggu Lucas adalah si calon tunangannya itu sendiri. Sophie Wilson, seorang ahli patiseri dan pemilik toko kue yang terkenal dengan kelezatan tartletnya.

Lucas mengenal Sophie. Mereka dulu sekolah di SMA yang sama hingga kemudian Sophie pindah setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Lucas sama sekali tidak bangga dengan perilakunya terhadap Sophie semasa SMA dulu. Ia menyebabkan Sophie di perolok-olok dan dibully hanya karena ingin menyelamatkan harga diri sendiri. Setelah pertemuan mereka kembali ini Lucas melihat sebuah kesempatan untuk meminta maaf kepada Sophie.

Bagi Sophie Wilson sendiri, Lucas adalah kenangan yang sangat  menyakitkan. Walaupun sudah sepuluh tahun berlalu kenangan atas masa-masa SMAnya masih terasa segar di ingatan Sophie. Usaha Lucas menemuinya untuk meminta maaf dihadapi Sophie dengan ketus. Memangnya meminta maaf akan membuat semua yang telah terjadi hilang begitu saja?


Tetapi yang tidak Sophie duga adalah kegigihan Lucas untuk meminta maaf. Semakin Lucas datang menemuinya semakin Sophie melihat perbedaan antara Lucas yang sekarang dengan cowok SMA yang dikenalnya dulu. Dan Lucas yang selalu mengenalkan Sophie ke semua orang sebagai tunangannya membuat Sophie sedikit berdebar.

Bisakah Sophie memaafkan Lucas? Lalu bagaimana dengan Miranda yang sering menemani Lucas kemana-mana, dan mantan pacar Sophie, Adrian, yang ingin kembali kepada Sophie?


Ini adalah buku pertama Ilana Tan yang saya baca. Saya sudah mendengar tentang seri 4 musimnya yang tersohor itu, tetapi belum punya hasrat untuk membacanya. In a Blue Moon ini sendiri menarik minat saya karena covernya yang sangat eye catching dengan nuansa biru dan gambaran kehangatan toko roti ditengah turunnya salju. Belum lagi promosi gila-gilaan dari penerbit dan antusiasme penggemarnya membuat saya jadi ikut penasaran dengan karya Ilana Tan.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan terbit saya mendapatkan kesempatan membaca buku ini.

Dan...

Yah, begitulah...

Saya cuma bisa menyematkan 2,5 bintang saja untuk buku ini. Buat yang belum tau itu berarti bagi saya buku ini ada diantara “It’s Okay” sama “I Like It”.

Saya belum bisa bener-bener bilang suka karena masih banyak hal-hal mengganggu yang saya rasakan. Hampir sepanjang membaca saya merasa ceritanya datar saja. Nggak ada permasalahan berarti yang membuat pembaca nggak sabaran untuk tau gimana kelanjutan cerita.

Nilai plus dari novel ini adalah covernya yang cantik, bahasa yang mengalir walaupun menggunakan bahasa yang agak formal dan usaha Lucas yang lumayan gigih untuk membuat Sophie menyukainya. Bahasa formal bukan merupakan halangan bagi saya untuk membaca sebuah buku selama digunakan dengan luwes. Dan Ilana Tan mampu melakukannya. Tidak berbunga-bunga memang, tetapi dengan kesederhanaan yang tetap bisa menyampaikan makna.

Saya semangat banget waktu tahu profesi kedua tokoh. Sophie punya toko kue dan ahli patiseri dan Lucas adalah seorang head chef di restoran ternama milik keluarga. Mengingatkan saya akan seri great chefs-nya Nora Robert dimana tokoh utama Summer adalah seorang dessert chef dan Carlo adalah celebrity chef. Di seri ini Nora Roberts mampu membuat kita menikmati keahlian Summer dan Carlo tanpa harus membuat mereka menjelaskan langkah-langkah penciptaan kreasi mereka. Ini membuat profesi kedua tokoh ini terasa 'believable'.

Sementara di novel ini kedua tokoh disibukkan dengan pesta, pertunjukkan Broadway, modeling, dll sehingga profesi mereka berdua seperti tempelan saja. Alangkah menariknya kalau passion terhadap profesi mereka juga digali sebagai pendukung cerita. Apalagi di masa sekarang ini di mana profesi chef merupakan profesi yang sangat bergengsi.

Ada beberapa hal yang terasa mengganggu saya saat membaca buku ini. Salah satunya adalah kebiasaan Sophie berbicara menggunakan nama lengkap Lucas Ford yang bikin saya gemes. Tidak apa-apa digunakan untuk sebuah penekanan, tetapi kalau diucapkan dalam percakapan antara dua orang yang sama-sama mengenal Lucas, rasanya konyol sekali. Malah saat Sophie ngomong ama diri sendiri tetap manggilnya Lucas Ford...

Oh ya, ada satu hal dari Lucas yang agak menyebalkan. Ketika mengejar Sophie seharusnya Lucas membatasi hubungannya dengan Miranda. Apalagi dengan begitu banyak orang mempertanyakan hubungannya dengan model tersebut. Miranda tidak bisa disalahkan kalau menganggap mereka mereka memiliki hubungan spesial dengan intensitas pertemuan dan 'kencan' yang mereka lakukan. Jadi dari sisi yang ini saya merasa Lucas itu sedikit bodoh karena tidak bisa membaca situasi.

Tidak ada perubahan karakter yang berarti karena mereka memang sudah mapan dengan diri sendiri. Tidak apa-apa... bukan masalah besar, karena Lucas yang muncul dari awal sampai akhir merupakan karakter paling manis yang ada di buku ini. Sophie sendiri juga sosok yang mudah disukai walaupun kebenciannya pada Lucas terasa agak ‘angin-anginan’. Sophie bukan tokoh lebay yang setiap ada masalah langsung kabur melarikan diri, dan Lucas juga bukan sosok alpha man yang merasa sikapnya tidak boleh dipertanyakan. Selain itu adapula tokoh-tokoh pendukung seperti Nik yang juga saya suka.

Dari segi cerita sendiri tidak ada moment yang dramatis, hanya riak-riak kecil yang bisa diselesaikan dengan cepat. Untuk hal ini kita bisa ucapkan terimakasih atas kematangan sifat Lucas dan Sophie. 

Tapiiiii... apalah romance tanpa drama (asal jangan sedramatis sinetron)?

Dan karena hal inilah saya merasa novel ini agak datar. Tidak ada ‘intense moment’ yang membuat saya berdebar dan membalik halaman dengan penasaran. Bawaannya dari awal membaca sampai akhir lempeng melulu. Yah, ada juga sih sedikit senyum dengan pernyataan ‘tunangan saya’ yang terus menerus dilontarkan Lucas.

Malah buku ini sempat juga saya ‘selingkuhi’ dengan Denting Lara-nya K. Fischer yang manis menggigit. Yang tokohnya, walaupun jauh lebih muda dari Sophie, tetapi sama matangnya.

Segitu dulu review saya, semoga lain kali lebih berjodoh dengan karya-karya Ilana Tan :)

Wednesday, October 28, 2015

The Sword of Summer (Magnus Chase and The Gods of Asgard #1) by Rick Riordan




Judul : The Sword of Summer (Magnus Chase and The God of Asgard #1)
Pengarang : Rick Riordan
Penerbit : Noura Books
Tahun : 2015
ISBN : 9786023850204
Halaman : 623
Rating : 4 of 5 stars

Sinopsis :

Tak pantas dipilih, tak pantas mati,
seorang pahlawan yang tak sanggup diemban Valhalla.
Ke timurlah matahari bergerak, sembilan hari lagi,
dan Pedang Musim Panas membebaskan si buas dari belenggunya.


Sejak kematian ibundanya oleh serigala bermata biru, Magnus menggelandang sendirian di jalanan Boston. Dia berusaha bertahan hidup dan melarikan diri dari kejaran polisi dan para pekerja sosial. Hingga suatu hari, lelaki yang selalu ingin dia hindari memberitahunya sebuah rahasia aneh—bahwa Magnus adalah putra dewa.

Magnus sudah sering mengalami hal gila di kesehariannya. Tapi, ternyata, mitos-mitos itu nyata. Sesosok makhluk neraka muncul menyerang Magnus. Ia menginginkan Pedang Musim Panas milik Magnus yang konon bisa mempercepat kiamat Ragnarok.


Perjuangan Magnus baru saja dimulai, dan semuanya berawal dengan kematiannya.


Review :


Wyoming Tough (Meraih Cinta Mallory) by Diana Palmer



Judul           : Wyoming Tough (Meraih Cinta Mallory)
Pengarang   : Diana Palmer
Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
Tahun          : 2015
ISBN           : 9786020321790
Halaman      : 312
Rating         : 3,5 of 5 stars



Sinopsis :

Sebagai pemilik peternakan, Mallory Kirk tahu butuh koboi yang kuat dan pekerja keras untuk menangani tugas-tugas di lapangan. Itu sebabnya ketika Morie Brannt ingin bekerja di tempatnya, Mallory sempat sangsi. Bagaimanapun, tubuh gadis itu terlalu mungil untuk bisa bertahan dengan kondisi peternakan yang keras. Namun, tekad Morie yang tangguh seperti baja sanggup mematahkan keraguan siapa pun, Mallory sekalipun.

Ketika kasus narapidana yang kabur dari penjara menggemparkan seisi kota, Morie membuktikan keberaniannya saat dia tanpa sengaja bertemu si buronan di hutan. Gemas dengan kenekatan Morie, Mallory mendapati dirinya lama-kelamaan terpikat dengan gadis itu. Namun hasutan seseorang membuat Mallory berpikir dua kali untuk menyerahkan hati pada Morie. Akankah Mallory akhirnya bisa menghapus keraguannya dan memercayai gadis itu?


Review :
 

Saturday, October 24, 2015

Career of Evil (Cormoran Strike #3) by Robert Galbraith



Judul        : Career of Evil (Cormoran Strike #3)
Penulis     : Robert Galbraith (J.K. Rowling)
Penerbit    : Mulholland Books
Tahun        : 2015
ISBN         : 9780316349932
Halaman    : 497
Rating        : 4 of 5stars


Sinopsis :

When a mysterious package is delivered to Robin Ellacott, she is horrified to discover that it contains a woman's severed leg.

Her boss, private detective Cormoran Strike, is less surprised but no less alarmed. There are four people from his past who he thinks could be responsible--and Strike knows that any one of them is capable of sustained and unspeakable brutality.

With the police focusing on the one suspect Strike is increasingly sure is not the perpetrator, he and Robin take matters into their own hands, and delve into the dark and twisted worlds of the other three men. But as more horrendous acts occur, time is running out for the two of them...

Career of Evil is the third in the highly acclaimed series featuring private detective Cormoran Strike and his assistant Robin Ellacott. A fiendishly clever mystery with unexpected twists around every corner, it is also a gripping story of a man and a woman at a crossroads in their personal and professional lives.


Review :

I choose to steal what you choose to show
 And you know I will not apologize—
 You’re mine for the taking.
I’m making a career of evil…
 

Setelah berhasil menuntaskan dua kasus besar yang berkaitan dengan orang-orang ternama, biro detektif Cormoran Strike berjalan dengan mulus. Selalu ada kasus yang mereka tangani yang berarti pendapatan tetap bagi biro detektif tersebut.

Hingga suatu hari Robin Ellacot, sekretaris/partner Cormoran, menerima sebuah paket yang berisi kaki kanan seorang perempuan. Media massa pun heboh. Apakah potongan kaki ini berhubungan dengan sang detektif yang juga kehilangan kaki kanannya saat perang?

Bagi Cormoran Strike sendiri tidak hanya kiriman kaki itu saja yang membuat ia harus menelusuri kembali masa lalunya. Sepucuk surat yang menyertai kaki tersebut berisikan lirik lagu band terkenal yang ditato di tubuh ibunya, Leda, sang groupie rock band terkenal. Dan satu persatu kliennya memutuskan hubungan kerja dengan Cormoran.

Cormoran kemudian mendata orang-orang yang pernah dijebloskanya ke penjara dan berniat membalas dendam kepadanya. Ada empat orang tersangka. Yang satu dieliminasimya karena tipe pembalasan yang tidak sesuai, tiga orang lagi tidak diketahui dimana keberadaannya. Yang disayangkannya, polisi malah ngotot menyelidiki orang yang dieliminasi Cormoran hingga terpaksalah ia dan Robin menyelidiki sendiri tiga tersangka lainnya.

Dan tidak cukup dibuat pusing oleh semua itu, Cormoran pun harus berhadapan dengan perubahan-perubahan sikapnya terhadap Robin.

"He had known, almost from the moment they had met, that Robin represented a threat to his peace of mind..."


Sejak munculnya judul ketiga seri Cormoran Strike ini saya emang udah nggak sabar pengen bacanya. Gradasi warna di covernya sangat memikat. Ditambah lagi dengan membaca sinopsisnya yang seakan membawa kita menuju masa lalu Corm yang masih belum kita ketahui secara detail selama ini.

Buku ini menggunakan dua sudut pandang, yaitu sudut pandang orang ketiga untuk Cormoran Strike dan Robin Ellacot, dan sudut pandang orang pertama bagi si pembunuh. Dari sudut pandang si pembunuh itu kita bisa mendapatkan beberapa informasi yang kita gunakan untuk menebak siapa pelaku pembunuhan dan mutilasi ini.

Kasus yang ditangani oleh Corm dan Robin kali ini bersifat sangat pribadi karena berhubungan dengan karir masa lalu Corm. Selama menjadi seorang SIB, Corm telah memasukkan cukup banyak orang kedalam penjara. Tiga dari empat tersangka terhubung kepada Corm melalui SIB sementara seorang lagi lebih merupakan dendam pribadi bagi Corm, karena itulah orang yang di curigai Corm telah membunuh ibunya.

Selain dibawa menelusuri perjalan karir Cormoran dimasa lalu, kita juga dibawa ke kehidupan pribadinya. Terutama kehidupan Cormoran dibesarkan ibunya. Seperti yang kita ketahui dari buku-buku sebelumnya, ayah Corm tidak memiliki peranan dalam kehidupannya kecuali dari segi keuangan.

"Whether she liked it or not—whether he liked it or not—Strike was her best friend in London"

Selain masa lalu Corm kita juga akan dibawa menuju masa lalu Robin. Pertengkarannya dengan Matthew, tunangannya, semakin memuncak ketika ada pihak lain yang mengompori, hingga terkuak satu kesalahan yang pernah dilakukan Matthew dimasa lalu. Bukan hanya jenis kesalahannya yang membuat Robin murka, tetapi juga waktunya. Ketika Robin memutuskan untuk berhenti kuliah. Acara pernikahan mereka yang dijadwalkan dua bulan lagi terancam batal. Satu-satunya tempat Robin berpaling adalah Cormoran Strike.

Walaupun tidak menyukai Matthew setidaknya saya tahu bahwa laki-laki ini sungguh mencintai Robin. Hanya saja sepanjang waktu saya terus bersorak, "Sekarang waktunya Corm! Sekarang waktunya mendekati Robin!"

Tapi yah, belajar dari Harry Potter saya merasa bakal butuh dua buku lagi supaya mereka benar-benar jadian (itupun kalo Rowling tidak memunculkan tokoh perempuan lain untuk menggantikan Robin).

Dari segi kasus, secara pribadi saya pikir biasa-biasa saja dibandingkan dua buku sebelumnya. Hingga pertengahan buku saya sudah bisa menebak pelaku dari pola pembunuhan sekarang dan kejahatan yang dilakukan dimasa lalu. Tapi penulis seringkali menebarkan kabut (asap) keraguan yang membuat saya harus memikirkan kembali teori saya. Yang sulit ditebak itu adalah mencari tahu dimana pelaku ini sebenarnya berada.

Dan ending buku ini...

Aaahhhhh... Kenapa selama beberapa bulan ini saya sering membaca ending yang seperti ini? Tau nggak sih satu tahun itu lama sekali?

Oh ya, sewaktu seri ini pertama kali rilis di tahun 2013 tersebar kabar bahwa J.K. Rowling sudah menyelesaikan beberapa judul buku untuk seri ini. Dibuku ini terbukti bahwa rumor tersebut adalah benar
Kemungkinan besar buku ini ditulis di tahun 2011 karena ada sebuah peristiwa besar yang sedang terjadi saat itu di Inggris menjadi penunjuk settingan waktu di buku ini.

Apa itu?

Silakan dibaca sendiri :)

Friday, October 16, 2015

Demon Road by Derek Landy




Judul buku    : Demon Road
Pengarang    : Derek Landy
Penerbit        : HarperCollinsChildren’sBooks
Tahun            : 2015
Halaman        : 512
ISBN              : 9780008140816
Rating            : 4 of 5 stars



Sinopsis

The creator of the number one bestselling SKULDUGGERY PLEASANT series returns with the story of a girl on the run from everything she loves… and the monsters that await her.

For anyone who ever thought their parents were monsters… Amber Lamont is a normal sixteen-year-old. Smart but insecure, she spends most of her time online, where she can avoid her beautiful, aloof parents and their weird friends.

But when a shocking encounter reveals a horrifying secret, Amber is forced to go on the run. Killer cars, vampires, undead serial killers and red-skinned, horned demons – Amber hurtles from one threat to the next, revealing the terror woven into the very fabric of her life. As her parents close in behind her, Amber’s only chance rests with her fellow travellers, who are not at all what they appear to be…

Witty, action-packed and heart-stoppingly thrilling, Demon Road will take you on an epic road-trip across the supernatural landscape of America.


Review

Amber Lamont adalah seorang gadis yang biasa-biasa saja. Ia tidak begitu cantik, agak pendek dan berat tubuhnya sedikit diatas ideal. Walaupun agak sensitif dengan berat tubuhnya, Amber bukanlah seorang yang penakut. Hal itu yang membuat ia dipanggil ke ruangan kepala sekolah dimana ia dicurigai menyerang seorang gadis populer. Padahal sebenarnya justru Amberlah yang menjadi korban bully.

Selesai masalah di sekolah, Amberpun dihadapkan dengan masalah di rumah. Sejak dulu Amber tahu bahwa orangtuanya tidak memiliki waktu untuknya. Jadi bayangkan keheranan Amber saat ia sedang trauma karena suatu peristiwa orangtuanya, Bill dan Beth Lamont, malah membuat pesta untuk merayakan.Yang membuat Amber semakin terperangah adalah saat ia mendengar orangtuanya berniat membunuhnya. 

Amber panik. Dengan susah payah ia melarikan diri dari rumah. Berkat bantuan dari pihak tak terduga Amber berhasil melarikan diri. Tetapi dari informasi yang diketahuinya kemudian Amber tidak punya pilihan lain selain mencari cara menghadapi orangtuanya. Kabur dan menghilangkan diri bukanlah sebuah pilihan.

Dengan ditemani Milo, orang bayaran yang bertugas mengantarkan Amber ke tempat tujuannya, mereka berdua menyusuri Demon Road menemui Shining Demon yang mungkin bisa menyelamatkan nyawa Amber dari kejaran orangtuanya.

Twelve hour before Amber Lamont's parent tried to kill her, she was sitting between them in the principal’s office, her hands in her lap, stifling all the things she wanted to say.

Kisah terbaru dari Derek Landy ini dibuka dengan sebuah kalimat yang langsung membuat penasaran. Apa sih yang sudah dilakukan Amber sampai orangtuanya mencoba membunuh Amber?

Pertanyaan itu kemudian disusul lagi dengan pertanyaan, siapakah Amber sebenarnya? Apalagi dengan terjadinya perubahan fisik Amber dan tenaganya yang tiba-tiba berubah kuat.

Dengan alur yang cepat novel ini membawa kita dari satu aksi ke aksi yang lain yang membuat kita terus-terusan penasaran dengan apa yang akan terjadi kemudian. 

Demon road sendiri merupakan jalan yang menghubungkan tempat-tempat kegelapan yang melintasi Amerika. Apabila terus menyusuri jalan ini mau tidak mau pasti akan menemukan kehororan yang disembunyikan sebuah kota yang dilintasinya.

Setiap kota yang disinggahi Amber dan Milo memiliki rahasia tersembunyi dan berpotensi mengancam jiwa mereka. Setiap makhluk yang sebelumnya hanya dipikir Amber cerita belaka ternyata memang benar-benar ada.

Membaca buku ini mau tidak mau kita akan membandingkannya dengan seri Skulduggery Pleasant yang mengharumkan nama Derek Landy. Awalnya saya khawatir buku ini tidak akan bisa menyamai seri tersebut.

Dan ternyata kedua buku ini memang tidak bisa disamakan. Walaupun masih sama-sama bergenre Fantasy/Paranormal tetapi mereka memiliki sensasi rasa yang berbeda.

Hal ini dirasakan benar dalam pemilihan tokohnya. Kalau Valkyrie/Stephanie merupakan remaja yang kuat dan sangat tahu apa yang diinginkannya, Amber merupakan remaja yang emosional dan keras kepala khas remaja-remaja dalam novel young adult lainnya. Ada masanya kita merasa jengkel juga dengan perangai Amber.

Sementara Milo sama misteriusnya dengan Skulduggery Pleasant. Hanya saja Skully bermulut tajam dan sinis sementara Milo tipe yang pendiam. Misteri Milo dan mobilnya yang buas juga merupakan salah satu misteri yang menarik. Sayangnya misteri itu belum dijelaskan dibuku ini. Tetapi katanya buku kedua sudah selesai ditulis dan rencananya akan dipublikasikan di awal 2016. Semoga ada jawaban di buku kedua tersebut ya :)

Beberapa tokoh yang menarik lainnya adalah orang tua Amber, Bill dan Beth Lamount. Awal bertemu dengan mereka kita dibuat terpesona dengan sikap mereka yang santun namun tegas. Tetapi semakin dibaca semakin terasa kegilaan mereka, ambisi untuk selalu hidup muda dan abadi. Memang sah keduanya bisa disebut psycho. ;(

Juga ada tokoh Glenn, cowok Irlandia yang mereka 'pungut' di demon road. Berkelana dari negeri asalnya menuju Amerika dengan tujuan mengirimkan tanda kematian untuk seseorang, Glenn memberikan sedikit angin segar diantara karakter Amber yang agak labil dan Milo yang pendiam. Mulutnya yang tak henti berkicau awalnya sangat lucu, tapi lama kelamaan semakin menyebalkan. 

Walaupun masih banyak humor bertebaran tapi kita hanya sedikit menemukan witty banter seperti yang sering kita temukan di percakapan antara Valkyrie dan Skulduggery.

Perjalanan Amber, Milo dan Glenn menempuh Demon Road membawa mereka menemui Shining Demon, untuk membuat perjanjian agar orangtua Amber tidak bisa membunuhnya. Tetapi perjanjian dengan demon jelas tidak akan gratis begitu saja. Diutus mencari seseorang ketiga tokoh ini semakin jauh menempuh demon road, bertemu dengan pembunuh berantai, vampir, penyihir dan seorang lelaki yang berhasil lolos dari perjanjian dengan Shining Demon. Berhasilkan Amber menyelesaikan misinya dan menyelamatkan nyawanya dari kejaran orang tuanya?

Silakan dibaca sendiri.

Yang jelas, Derek Landy tidak pernah mengecewakan pembacanya :)

Tuesday, September 1, 2015

Hit List by Lawrence Block


Judul                  : Hit List (Keller #2)
Pengarang          : Lawrence Block
Penerbit             : Harper Torch
Tahun                 : 2000
ISBN                 : 9780061030994
Halaman            : 296
Rating                : 3 of 5 stars


Sinopsis:
  

Keller is a regular guy. He goes to the movies, works on his stamp collection. Call him for jury duty and he serves without complaint. Then every so often he gets a phone call from White Plains that sends him flying off somewhere to kill a perfect stranger. Keller is a pro and very good at what he does. But the jobs have started to go wrong. The realization is slow coming yet, when it arrives, it is irrefutable: Someone out there is trying to hit the hit man. Keller, God help him, has found his way onto somebody else's hit list.



Review


Buku ini merupakan buku kedua dari seri Kellet the hitman. Saya sengaja membaca buku ini duluan karena buku pertama berisi beberapa cerpen mengenai misi Keller.

Cerita bermulai dari saat Keller turun dari pesawat untuk sebuah misi. Sepanjang misi tersebut ia sudah merasakan sebuah firasat buruk. Misinya berjalan dengan sukses, seperti biasa, tetapi kemudian Keller mendapati bahwa pasangan yang tinggal di kamar hotelnya yang lama ternyata mati ditembak. Kalau saja malam itu Keller tidak meminta pindah kamar sudah pasti ia yang akan menjadi korban.

Kejadian yang sama berulang kembali saat Keller baru menyelesaikan sebuah misi yang lain. Ia sangat kelaparan dan memutuskan singgah disebuah kafe dalam perjalanan pulang. Saat selelesai makan Keller mendapati bahwa mantel hujan dan payung yang dibawanya telah hilang dicuri orang.

Keesokan harinya Keller membaca sebuah artikel mengenai ditemukannya sesosok mayat dengan dua tembakan dikepala dan mengenakan mantel hujan yang sesuai dengan deskripsi mantel Keller. Saat itu juga Keller sadar bahwa ia sedang diburu seseorang. 

Membaca buku ini niat awalnya buat menuhin target genre 101 thriller di new author reading challenge. Tapi sepertinya mesti cari buku lain deh karena ga ada thrill-nya sama sekali baca buku ini.

Kalau misalnya kita membaca novel bertokoh utama seorang hitman pasti harapannya bakal mendapakan adegan-adegan cepat penuh aksi dengan rencana-rencana pembunuhan yang rapi dan rumit.

Tapi Keller, si tokoh utama, memang lain daripada yang lain. Selain sebagai pembunuh bayaran ia juga seorang kolektor prangko, pengkhayal dan warga negara yang baik yang juga menjalankan kewajibannya sebagai seorang juri saat terpilih. Bayangkan saja bagaimana si pembunuh bayaran ini mesti memutuskan apakah si penadah barang curian di sidang yang diikuti terbukti bersalah atau tidak.

Fokus dari buku ini bukan hanya mengenai pekerjaan Keller sebagai seorang hitman, tetapi mengenai dirinya diluar pekerjaan tersebut. Tentang kehidupan pribadinya yang cukup normal, hubungan romantisnya dengan seorang pengrajin perhiasan ataupun juga kerisauan akan bentuk jempolnya yang agak aneh yang dikenal dengan nama 'jempol pembunuh'. Apakah jempol ini yang membuat ia ditakdirkan menjadi seorang pembunuh bayaran?

Sebagian besar isi buku ini berisi percakapam antara Keller dan Dot, si perantara yang memberikan target-target yang mesti dihabisi Keller. Pembicaraan mereka kadang terasa absurd, membingungkan, dan melompat-lompat tapi anehnya tetap berkesinambungan. Mengingatkan saya akan dialog-dialog Josh Harnett dan Lucy Liu di film Lucky Number Slevin.

Setiap kali mendapatkan target, Keller akan mengintai si target tersebut dulu. Dan di sela-sela pengintaian tersebut kadang ia membuat cerita sendiri tentang targetnya yang membuat ia merasa mengenal mereka dengan dekat. Tapi ketika saatnya untuk beraksi Keller sama sekali tidak ragu-ragu sehingga misi tercapai dan si target hanya menjadi kenangan hitam putih yang makin lama makin mengecil di benaknya.

Untuk orang-orang yang terbiasa membaca novel action beralur cepat, buku ini akan terasa membosankan. Tapi buat saya... udah terlanjur jatuh cinta ama Keller dan percakapannya dengan Dot yang ganjil dan penuh humor kering yang terkadang sinis :)


Sunday, July 5, 2015

Before Us by Robin Wijaya




Judul                     : Before Us
Penulis                 : Robin Wijaya
Penerbit               : GagasMedia
Tahun                   : 2012
ISBN                    : 9797805409
Halaman              : 304     
Rating                  : 2 of 5 stars


Alhamdulillah, Gagasmedia lagi bagi-bagi ebook gratis untuk merayakan ultahnya yang ke 12 tahun. Buku ini merupakan salah satu ebook gratis yang dibagikan.

Tidak seperti biasanya, saya nggak nyari-nyari referensi dulu tentang buku ini. Namanya juga juga gratis bok, sambar dulu baru cari tahu belakangan! Hehehehe

Baru baca halaman-halaman awal ada adegan pertengkaran antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang topiknya adalah mengenai kepulangan suami si perempuan dari rumah sakit. Saya kutip dikit percakapannya ya:

Cowok: “Aku tidak berada di sini saat keputusan itu diambil”
Cewek: “Apa kami perlu minta pendapatmu dulu?”
Cowok: “Ya. Aku berhak.”
Cewek: “Aku istrinya.”
Cowok: “Aku sahabatnya. Orang yang tahu banyak tentang Radith.”
Cewek: “Sahabat?”

NENG...NONG...NENG...NONG... gaydar saya langsung berbunyi nyaring mengalahkan sirene mobil pemadam kebakaran.


Dan, barulah saya menuju goodreads untuk mencaritahu tentang buku ini. Ternyata firasat saya tidak salah.

Buku ini bercerita mengenai Agil yang setelah bertahun-tahun lamanya bertemu kembali dengan Radith, sahabatnya dari SMA yang baru kembali dari Korea. Sudah lama mereka tidak berkomunikasi, semenjak Radith memutuskan mengejar karirnya di negeri ginseng itu.

Ada kisah diantara mereka. Kisah terlarang yang membuat mereka harus menutupinya dengan rapat agar tidak diketahui oleh siapapun juga.

Tapi sekarang Agil sudah tidak sendirian lagi. Ada seorang tunangan yang berdiri disampingnya dan sebuah pernikahan yang harus disiapkan.

Hanya saja, pertemuan kembali itu membuat gejolak perasaan diantara Agil dan Radith kembali muncul. Dengan sembunyi-sembunyi Agil berusaha mencuri waktu agar bisa bersama Radith tanpa menimbulkan kecurigaan Ranti, tunangannya.

Tetapi kisah mereka kembali terputus. Radith berlalu bersama Winnie dan Agil akhirnya menikah dengan Ranti.

Apakah kisah mereka akhirnya selesai begitu saja?

Tidak. Karena beberapa tahun kemudian Radith kembali muncul. Kali ini ia siap meninggalkan segalanya demi Agil, agar bisa terus bersama dengan lelaki itu.

Tapi bagaimana dengan Agil? Bisakah ia meninggalkan Ranti yang juga dicintainya dan Melanie, buah hati mereka?

Genre LGBT bukanlah hal yang baru bagi saya. Ada masa dimana saya sangat ingin tahu mengenai genre ini. Saya melahap banyak buku mengenai genre ini, mulai dari yang cheesy banget sampe ke yang cukup serius.

Tetapi genre ini sudah lama saya tinggalkan, karena kepuasan membaca novel romance antar sesama jenis ini tidak sebanding dengan kepuasan saya membaca romance antara pria dan wanita. Jauh sekali perbandingannya...

Jadi ketika New Author Reading Challenge yang diadakan oleh Ren memberikan tantangan tambahan tahun ini yaitu membaca Genre 101 dimana salah satunya adalah mengenai LGBT, saya cukup bingung juga mau membaca apa. Sebenarnya tinggal request di netgalley.com aja saya bisa mendapatkan banyak novel LGBT. Tapi ya itu, saya nggak tertarik.

Jadi ketika saya tahu novel ini bercerita mengenai cinta sesama jenis, saya lumayan ragu juga buat membacanya. Apalagi masih ada 3 ebook Gagas yang saya download hari itu (dan hari ini nambah 4 ebook lagi. Thank you so much GagasMedia!). Tetapi setelah membaca review-review di goodreads dan mengintip ending buku ini (iyaaa... saya emang nggak pantang spoiler!) akhirnya saya putuskan juga membaca buku ini.

Well, saya baca buku ini dari abis Isya sampe lewat tengah malam. Nggak ingat kalau hanya beberapa jam lagi udah mau sahuran.

Dari segi cover sudah tidak diragukan lagi, Gagasmedia memang juaranya. Saya suka kombinasi warnanya yang lembut dan simbol cincin dengan berlian yang terlepas seolah menyatakan sebuah hubungan yang retak. Sebelum kehebohan "rainbow" belakangan ini saya mungkin bakal komen simbol cincin berlian itu menceritakan retaknya hubungan Agil dan Ranti. Tapi sepertinya tidak ya :(

Saya setuju dengan kebanyakan pendapat bahwa buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat baik, memikat pembacanya untuk terus membaca. Ceritanya tidak terlalu berat dan hubungan antara Agil dan Radith diceritakan dengan halus tetapi dengan makna yang jelas.

Cerita disajikan secara flashback atau maju mundur. Urutan waktunya cukup jelas sehingga tidak membuat kita bingung.

Sebenarnya saya tidak bisa menemukan emosi yang mendalam antara Agil dan Radith. Keduanya memang tidak terang-terangan menyatakan cinta, hanya menunjukkannya melalui sentuhan tangan atau pandangan mata. Tapi dari hal-hal itupun saya tidak merasakan perasaan mendalam itu. Apalagi tiap sebentar mereka berpisah. Dan saat berpisah sepertinya Agil dengan mudah mengalihkan perhatiannya kembali kepada Ranti. Yang katanya benar-benar ia cintai.

Puncak konfliknya adalah ketika Radith meminta Agil meninggalkan Ranti demi dirinya. Disini Agil menghadapi dilema. Keduanya sama dicintai, apalagi bersama Ranti ia memiliki seorang putri yang dicintainya. Ketika Agil membuat pilihan, saya merasa bahwa ia tidak terlalu kesulitan membuat pilihan tersebut.

Dan entah kenapa saya merasa bahwa Agil bukanlah purely gay. Tidak ada tanda-tanda ketertarikannya kepada lelaki selain selama berpisah dengan Radith. Ia cukup puas dengan cintanya kepada Ranti.

Secara keseluruhan cerita ini lumayanlah menurut saya. Kisah cintanya tidak dramatis atau bikin gregetan, tetapi walaupun begitu cara penulisan yang elok dari penulis membuat kita tidak berniat berhenti ditengah jalan.

Kalaupun ada yang bikin gregetan adalah penggunaan bahasa Inggrisnya yang lumayan banyak di buku ini. Dan lumayan banyak juga tiponya. Saya punya feeling seakan-akan kalimat awalnya adalah kalimat berbahasa Indonesia yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris. Itu feeling saya aja yaaa... :)

Yang paling saya ingat itu adalah penggunaan kata “cheat behind me” yang kalau diartikan lurus yaitu “selingkuh dibelakangku” sementara pemakaian kata yang sering saya dengar adalah “cheat on me” yang memiliki pengertian yang sama juga.

Nah, segitu aja dulu review saya tentang buku ini. Tidak perlulah saya menyinggung gaya hidup Agil dan Ranti sebelum mereka menikah. Pergi liburan berdua, pesan cottage bersama dan ujung-ujungnya seranjang berdua. Yaelah anak-anak, ngapain juga mesti tunangan setahun dulu. Langsung nikah aja napa?

Oke...Oke... sebaiknya saya hentikan saja sebelum mengomel panjang.

Mau baca buku yang mana lagi yaaa.... *gosoktangan*