Sunday, December 25, 2011

The Girl Who Kicked The Hornet's Nest (Millenium #3) by Stieg Larsson



My rating: 4 of 5 stars

hmmm, dibuku 1 dikasih mengenai pembunuhan berantai, di buku mengenai sex trafficking and pencarian Lisbeth buat balas dendam ke bapaknya, di buku tiga dikasih mengenai konspirasi pemerintahan. emang bervariasi tema cerita yang diberi Stieg Larsson ke pembacanya. Mantap banget..

Buku ke3 diawali dengan Lisbeth yang dibawa kerumah sakit setelah mengalami luka tembakan di pinggul, bahu dan kepala. Setelah bekerja keras, dokter berhasil mengeluarkan peluru dari kepala Lisbeth. Saat ia sadarkan diri kembali  Lisbeth tidak mengalami gangguan fungsi tubuhnya dan ingatannya masih tetap bagus. Selama dirumah sakit Lisbeth diasingkan dan dijaga 24 jam penuh.

Mikael yang khawatir akan nasib Lisbeth kemudian meminta adiknya Annika untuk menjadi pengacara Lisbeth. Selama diasingkan Lisbeth sama sekali tidak diperbolehkan memiliki komputer atau telepon atau peralatan yang bisa menghubungkannya dengan dunia luar. Mikael kemudian menyelundupkan komputer kecil untuk Lisbeth karena keahlian Lisbeth sebagai hacker sangat dibutuhkan oleh Mikael dalam mencari data yang bisa meringankan Lisbeth dipengadilan nantinya.

Sebagian besar buku 3 ini diisi dengan Mikael yang berusaha membongkar organisasi rahasia dalam pemerintahan dan kepolisian yang menyebabkan Lisbeth dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa pada umur 12 tahun.

Sidang pengadilan Lisbeth, yang tujuan utama jaksa adalah memasukkan Lisbeth kembali kerumah sakit jiwa, baru dimulai setelah hampir ¾ cerita. Jalannya sidang sangat bagus digambarkan, apalagi waktu Annika ‘membantai’ dokter jiwa Lisbeth yang emang dari dulu pengen memasukkan Lisbeth kembali dibawah pengawasannya di rumah sakit jiwa.

Sayang sekali bagian tentang sidang ini sangat sedikit, padahal saya paling suka membaca adegan pertempuran diruang sidang. Mengingatkan kembali akan novel2 John Grisham yang bikin greget karena suasana ruang sidangnya. 


Setelah membaca trilogi Millenium ini rasanya sudah tidak ada lagi yang bisa dikatakan. kata "Memikat" saja tidak cukup mewakili bagusnya buku ini.











No comments:

Post a Comment